Ini adalah Tentang Ibu

Saya punya cerita, tetang seoran wanita yang kuat dan tangguh. Iya aku sebut dengan nama ibu. Iya tak akan pernah ada yang sama dengannya. Takkan ada wanita yang bisa sepertinya. Sampai sekarang dan masa yang akan datang, saya yakin, tidak akan ada lagi wanita yang bisa menyamainya.


Ia adalah seorang ibu, Seorang wanita tegar yang melahirkan ku, seorang wanita yang tak pernah mengeluh. Sepanjang hidupnya, ia merasakan kekurangan, sepanjang masanya ia sering kelaparan, tetapi ia tak pernah mengeluh, tak pernah menyalahkan Tuhan.

Aku mengenalnya lebih baik, hidup bersamanya cukup lama, hingga aku besar dan dewasa. Tak malu demi kelangsungan hidup anaknya. Bekerja keras penuh dengan semangat. Seingat ku, tak pernah ia berkata pada kasar pada orang lain. Seingat ku tak pernah ia mengeluh pada Bapak ku tentang hidup.

Berbeda dengan wanita lain, iya yang hidup serba kekurangan, tetap tegar dan tak pernah menitikan air mata, dan tak pernah menyalahkan siapa pun atas takdirnya. Tak pernah menyalahkan Bapak, tak pernah menyalahkan Tuhan, tak pernah menyalahkan diri sendiri.

Saya masih ingat sebuah kejadian penting. itu. Kami hidup bersama dengan keluarga kami. Hidup dengan suam dan beberapa orang anaknya. Hanya ada seliter beras. Tetapi itu tidak cukup bagi kami semua. Ia cerdas, mampu berfikir lebih cepat. Beras itu ia masak jadi bubur, sehingga lebih banyak dan cukup untuk kami semua.

Satu kisah lain lagi, tak ada penganan untuk kami makan. Hanya ada sebutir telur bebek untuk santap sahur. Tetapi sekali lagi ia berfikir smart. Di buatnya telur dadar dengan campuran garam yang banyak, sehingga telur sebiji itu cukup untuk sahur kami.

Berbeda dengan wanita lainnya, ibu tidak pernah takut sama sekali tidak punya uang. Tidak seperti wanita lain, yang masih punya uang sedikit sudah mengeluh pada suaminya, tetapi Ibu tetap diam saja.

Atau ketika di rumah sisa 10 liter beras, wanita lain pasti sudah berfikir untuk mencari tambahan dan memaksa suaminya. Tetapi ibu, hanya ada seliter beras di rumah, ia tidak pernah bicara.

Hari-harinya penuh dengan senyum, tak pernah aku melihat ibu marah-marah dan membuat hati orang lain sakit. Dia selalu tersenyum, seakan hidup ini selalu indah baginya, padahal ia tak memiliki apa-apa.

Ia tidak pernah merasakan kesenangan hidup, tak pernah menikmati makanan terbaik di dunia ini, tak pernah makan makanan yang mahal, tetapi ia tak pernah merasa penasaran dengan semua itu, bagi ibu, ia hanya tersenyum.

Adakah wanita yang lebih hebat dari beliau ? Saya yakin sampai hari ini pun tidak ada.

Baca juga : Awal Ketika Aku Belajar Sholat

Suatu hari aku pulang, tak ada nasi dan beras di rumah, ia ke tetangga, meminta nasi dan se ekor ikan yang telah di masak, tanpa rasa malu demi aku anaknya. Tidak hanya sekali tetapi berkali-kali ia lakukan itu.

Aku akan berangkat sekolah, tak ada uang untuk ongkos saja, karena aku juga tidak jajan, penting bagiku untuk membantu ibu. Ia datang ke tetangga meminta pinjam, hanya untuk uang seribu saja. Tiap hari ia lakukan kalau memang tak punya uang, demi pendidikan anak, sungguh ini adalah dunia, kisah nyata yang tidak di buat-buat.

Aku belum pernah sedikit pun membalas kebaikan ibu, jangankan membalas kasih sayangnya, setetas air susu nya pun belum aku sanggup membalasnya.

Ibu, seorang sosok wanita yang tak akan ada yang menyamainya di dunia ini. Ia lebih dari seorang pahlawan, ia lebih dari malaikat, lebih dari seorang Ibu.

Saya hanya orang biasa yang selalu menyemangati diri "Jangan Lelah Untuk Berusaha Sampai Kegagalan Pun Akan Menyerah Pada Semangat Mu"

Posting Komentar

Terima kasih telah berkomentar, komentar akan dimoderasi, salam sukses !!
© Mawardi Mustafa. All rights reserved. Premium By Raushan Design