Rasa bangga diri dan merasa lebih baik dari orang lain merupakan sifat sebagian orang. Bahkan ada orang yang malah ingin membuktikan dirinya lebih baik dengan mengumbar aib orang lain.
Menjadi pribadi yang baik harus di lakukan dengan perbuatan yang baik pula. Penilaian tentang diri kita apa sudah baik atau tidak, tidak bisa kita nilai sendiri.
Mengumbar aib orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela dalam pandangan agama. Bahkan termasuk dalam 10 dosa besar yang harus kamu hindari.
Membicarakan aib orang lain dalam Agama Islam dikenal dengan istilah Ghibah. Dan dosa ghibah jauh lebih besar dari dosa zina sebagaimana hadist Rasulullah Sallalahu ‘Alaihi Wa Sallam.
“Wahai Abu Dzar, hindari dari perlakuan ghibah (menggunjing) karena dosanya lebih berat dari pada zina”. “Ya Rasulullah apa itu ghibah?” “Ghibah yaitu menyebut-nyebut saudaramu dengan yang tidak disukai.”
“Ya Rasulullah walaupun sesuatu itu ada pada dirinya” “Ya apabila kau sebut-sebut aibnya, maka kau telah menggunjingnya; namun bila kau sebut aib yang tidak ada pada dirinya maka kau telah memfitnahnya.”
Membicarakan aib orang lain, selain merupakan dosa besar, bisa menimbulkan banyak masalah.
Mengumbar aib orang lain bisa memutus silaturahmi
Tahukah kamu dosa memutus silaturahmi, dosanya juga sangat besar. Setelah membuat dosa ghibah, kamu pun telah memutus silaturahmi ketika orang yang aibnya kamu umbar mengetahui apa yang kamu lakukan.
Artinya kamu memiliki peluang untuk menabung dosa lebih banyak. Bukan hanya dengan kamu saja, bila ghibah yang kamu sampaikan menyangkut hubungan seseorang dan karena ghibah kamu mereka bertengkar dan putus silaturahmi maka kamu yang akan menanggung dosanya.
Tidak ada gunanya untuk mengumbar aib orang lain apalagi aib saudara kamu agar ia mendapat masalah. Perbuatan itu tidak akan membuat kamu terlihat lebih baik dalam pandangan orang lain.
Mengumbar Aib orang lain sama saja mengumbar aib sendiri
Di akhirat kelak, setiap aib yang kamu buka akan kamu pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Yaitu dimana Allah pun akan membuka semua aib kamu.
Bahkan bisa jadi dobel, di dunia, Allah membuka aib kamu dan di akhirat aib kamu kembali di buka semuanya. Maka berfikirlah bahwa mengumbar aib orang sama saja mengumbar aib diri sendiri.
Takutlah akan dosa membicarakan orang lain dan balasan yang akan kamu dapatkan bila kamu membicarakan keburukan orang lain.
Mengumbar aib orang lain tidak akan membuat kamu terlihat lebih baik
Jika kamu berfikir membuka aib orang lain bisa membuat kamu terlihat lebih baik maka kamu salah. Orang malah akan berpandangan bahwa kamu adalah orang dengan moral yang rusak.
Kamu akan di hindari oleh orang-orang di sekitar kamu, selain tidak suka dengan sifat kamu, mereka takut menjadi bahan omongan kamu yang di kenal sebagai tukang ghibah.
Tidak perlu untuk menyampaikan keburukan orang lain agar orang berpikir kamu lebih baik dari orang yang kamu ghibah.
Bisa jadi aib kamu lebih banyak ketimbang aib orang yang kamu umbar
Sebagai orang baik, kita senantiasa berfikir bahwa kita tidak akan bisa lebih baik dari orang lain. Bisa jadi aib kamu lebih banyak dan lebih buruk dari aib orang yang kamu ghibah.
Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain karena kamu harus yakin, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Ketika kamu selalu melihat kekurangan orang lain, maka orang pun juga hanya akan melihat kekurangan kamu.
Baiknya kamu melihat aib kamu sendiri, kemudian memperbaiki diri dengan tidak mengulangi kesalahan dan aib yang pernah kamu lakukan. Karena itulah yang bisa membuat kamu terlihat lebih baik.
Kamu akan di anggap sebagai bahan lelucon dan penghantar hiburan
Ketika kamu membicarakan keburukan orang lain pada orang di sekitar kamu, mungkin mereka akan mendengarkan dengan seksama. Sambil mengangguk dan pura-pura untuk paham.
Namun setelah kamu pergi membelakang, mereka akan menertawakan kamu atas segala ucapan yang kamu sampaikan. Bagi mereka kamu hanya angin lalu yang tak lebih sebuah penghibur.
Kamu akan di anggap sebagai badut penghibur di kala waktu senggang. Menyampaikan cerita-cerita keburukan orang lain dengan serius padahal dalam hati mereka sedang tertawa melihat tingkah kamu dan kekonyolan yang kamu sampaikan.