Ketika kita membahas tentang Manajemen keuangan, maka sebagian kita akan berkerut dahi dan mengatakan dalam hati saya tidak paham dengan hal itu, biar saja usaha saya berjalan apa adanya. Hal inilah yang menyebabkan berbagai usaha lambat dalam berkembang.
Bukan terhambat tetapi lambat dalam perkembangannya. Padahal Manajemen bisnis itu di butuhkan tidak sekedar oleh kita tetapi oleh pihak-pihak lain seperti Bank saat akan mengambil kredit modal kerja atau meyakinkan klien bilamana suatu saat kita butuh sebuah kerjasama.
Tentunya kita sependapat bahwa ketika seorang menawarkan kita pekerjaan untuk bekerja sama lalu melihat laporan keuangan kita tidak ada maka niat mereka biasanya mundur dan menganggap bahwa usaha kita tidak sehat. Perlu di ingat bahwa Manajemen adalah bagian terpenting dari usaha dan keuangan adalah jantung sebuah usaha.
Tetapi banyak di antara kita yang tidak tau cara untuk membuat atau mengelola keuangan. Kemudian sebagian lagi dari kita malas untuk mempekerjakan seorang tenaga akuntan karena takut keluar biaya mahal untuk menggaji mereka padahal menurut saya setiap orang bisa mengelola keuangan usahanya jika mereka mau.
Baca juga :
Bagaimana caranya ?
Ini adalah pertanyaan klasik yang sering saya terima, padahal mudah saja. Kenalilah proses awal keuangan itu sendiri. Proses keuangan itu dimulai pada pengumpulan bukti seperti nota penjualan dan pembelian, cek, slip setoran, rekening tagihan dan semua yang ada kaitannya dengan penyerahan uang tunai baik yang masuk atau yang keluar. Kemudian bukti pembelian kredit (Utang) dan bukti penjualan kredit (Piutang).
Kumpulkan semua bukti tersebut sejak tanggal 1 - 30 setiap bulan. Setelah semua bukti terkumpul maka lakukan pengelompokan :
- Penjualan
- Pembelian
- Biaya
Setelah mengelompokkan dalam 3 hal tersebut maka sudah bisa di cari berapa pendapatan anda yaitu dengan rumus
Penjualan - ( Pembelian + Biaya)
Ini cukup sederhana bagi anda yang ingin belajar membentuk pembukuan dari usaha anda. Tetapi perlu untuk di ingat pengeluaran terkecil pun harus ada buktinya bahkan sampai transaksi ratusan rupiah.
Bagaimana membuat nota pembelian yang kecil karena tidak ada nota dari toko tempat membeli ?
Tentunya yang pertama adalah meminta pada toko tersebut, tetapi jika mereka tidak punya nota seperti di toko kelontong, maka notanya silahkan di buat sendiri saja namun ingat untuk tidak mengurangi atau menambah nilainya sedikit pun.
Baca juga
Lalu bagaimana membedakan biaya dengan pembelian ?
Pembelian itu secara singkat adalah semua yang berkaitan dengan proses pembelian Barang yang di beli, sedangkan biaya itu pada prinsipnya keluar secara rutin atau tidak rutin.
Maksudnya begini
Jika kamu membeli sebuah barang yang akan di jual, itu tidak bisa di sebut sebagai biaya karena untuk barang fungsinya untuk mengetahui harga dasar.
Namun dalam proses pembelian barang itu ada biaya seperti biaya transportasi maka semua biaya yang terjadi dalam proses pembelian barang tersebut harus dicatat dan di jadikan bagian dari harga barang sebagai acuan penentuan harga dasar.
Tapi perlu di ingat, ini bukan kaidah akuntansi, tapi bisa di juga akan dalam penentuan harga jual.
Contoh :
Kamu membeli mie instan 100 bungkus seharga 250.000 dan ongkos transportasi memperolehnya adalah 20.000 maka fakta sebenarnya adalah harga modal / dasar dari mie instan tersebut adalah 270.000. (250.000 + 20.000).
Sehingga bila ingin mendapatkan keuntungan maka harus di jual di atas harga dasar : 270.000/100 = 2.700/bungkus. Misal di jual dengan harga 3.000.
Maka akan di peroleh keuntungan 3.000 - 2.700 = 300 Rupiah.
Saya harap bahwa konsep penentuan harga dasar ini bisa di pahami dan benar-benar memperhatikan tentang manajemen keuangan walau pun bisnis kamu hanya bisnis kecil-kecilan tetap harus menggunakan catatan keuangan walau tidak berbentuk laporan keuangan penuh (Akuntansi).